Yukristen.com – Renungan rohani kristen tentang lingkungan hidup. Kita hidup di bumi Bapa, di mana segala sesuatu tercipta oleh-Nya dan merupakan sebuah anugerah yang dititipkan untuk kita kelola. Maka dari itu, sebagai manusia kita harus selalu menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Jangan pernah melakukan hal yang merugikan lingkungan. Misalnya menebang pohon sembarangan dan tidak menanamnya kembali, membuang sampah tidak pada tempatnya, ataupun mencemari laut dengan limbah dari pabrik.
Bapa akan sangat senang bila bumi yang dititipkannya dijaga dengan baik oleh anak-Nya. Maka dari itu, kita harus memahami bahwasannya menjaga lingkungan itu juga termasuk salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada Bapa.
Untuk lebih meningkatkan kesadaran kita akan hal tersebut, maka dari itu pada kesempatan yang baik ini mari kita sama-sama membaca kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang menjaga lingkugan hidup yang kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk ayat Alkitab.
Setelah sebelumnya membagikan renungan kristen tentang melayani tuhan serta renungan kristen tentang iman dan pengharapan, mari simak renungan rohani tentang menjaga lingkungan hidup agar tetap lestari berikut ini.
Kotoran Harus Dibersihkan
“‘Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya.’ Dan kepada Yosua ia berkata: ‘Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.'” Zakharia 3:4b.
Adipura merupakan salah satu jenis penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pada setiap peringatan Hari Lingkungan Hidup. Adipura adalah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan.
Oleh karena itu, berbagai usaha dilakukan dinas terkait di setiap kota untuk menjaga lingkungannya agar tidak hanya enak dipandang, melainkan juga bersih dan memperkecil peluang kemungkinan terjadinya penyakit.
Dunia ini juga dipenuhi dengan ‘kotoran’, yaitu kejahatan yang kian merajalela, pertikaian dan peperangan yang tiada henti, mewabahnya jenis penyakit aneh, hingga nabi-nabi serta pengajaran-pengajaran palsu yang bermunculan menjadi bukti kita sudah berada di penghujung zaman. Namun harusnya ini menjadi waktu yang tepat bagi orang percaya untuk membersihkan dirinya dari segala kotoran yang ada.
“Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 22:11).
Jangan pernah mengira bahwa jika kita sudah bertobat melalui doa pengakuan dosa kristen, maka tubuh kita bersih dari kotoran. Sebab, kotoran yang masih menempel pada diri kita harus selalu dibersihkan. Selama ada kotoran yang menempel, dalam bentuk apapun, maka hidup kita tidak akan pernah berkenan di hadapan Tuhan.
Nabi Zakharia mendapatkan sebuah penglihatan, imam besar Yosua berdiri di hadapan malaikat Tuhan dengan menggunakan pakaian yang kotor. Maka dari itu, Yosua juga harus dibersihkan sedemikian rupa dan kemudian dikenakan pakaian pesta agar Yosua pun dilayakkan untuk mengerjakan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya dengan baik.
“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” 2 Korintus 6:17.
Memelihara Alam
“Hanya pohon-pohon, yang engkau tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau, sampai kota itu jatuh.” Ulangan 20:20.
Bukan rahasia lagi bahwa kerusakan lingkungan terbesar terjadi akibat ulah manusia. Bukannya melakukan eksplorasi, manusia justru mengeksplorasi alam. Berbagai bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor berkaitan erat dengan rusaknya lingkungan di sekitar. Pemanasan global yang kini dikampanyekan juga merupakan akibat dari kerusakan alam.
Membaca Ulangan 20 yang berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bangsa Israel saat memerangi musuh mereka membuat kita terenyak. Sekalipun mereka memerlukan kayu-kayu untuk mengepung kota musuh, Allah melarang umat-Nya untuk merusak pepohonan yang menghasilkan makanan. Tuuannya adalah agar tersedia makanan bagi penduduk kota tersebut ketika perang telah usai. Sebab, keadaan darurat pada masa perang tak lantas membolehkan merusak segala pepohonan, apalagi pada masa damai.
Alkitab menyebut bahwa seluruh alam semesta yang ada di dunia ini adalah karya Tuhan yang diciptakan dengan sangat baik. Sejak awal, Dia menugaskan manusia untuk mengusahakan dan memeliharanya. Namun karena perbuatan dosa, tanah menjadi terkutuk dan menghasilkan semak berduri, sehingga membuat manusia berpeluh dalam mencari nafkah.
Syukurlah, Allah tak membiarkan kondisi tersebut terjadi selamanya. Allah mengutus anak-anak-Nya menjadi kutuk karena kita, supaya tersedia jalan perdamaian bagi kita dan seluruh ciptaan. Karenanya, sebagai orang-orang yang sudah dibenarkan Kristus, marilah kita mengemban amanat untuk mengusahakan dan memelihara alam ini.
Kesimpulan
Sekian pembahasan mengenai renungan rohani kristen tentang lingkungan hidup, mengapa harus kita yang menjaga lingkungan, renungan seputar lingkungan hidup, pandangan alkitab tentang lingkungan hidup, iman kristen dan refleksi harian, merawat alam sebagai rumah kehidupan, gereja dan lingkungan.
Baca: