Renungan Kristen Tentang Kesetiaan Melayani Tuhan

Yukristen.com – Renungan rohani tentang kesetiaan. Setia atau loyal memiliki arti berpegang teguh pada pendirian, keinginan, cita-cita, kepercayaan, dan sebagainya. Setia dalam pandangan rohani Kristen adalah sikap selalu yakin dan menaruh harap kepada Tuhan maupun percaya terhadap sesama manusia.

Sikap setia juga dikaitkan dengan hubungan spesial antara dua orang yang saling mencintai. Di mana dengan kesetiaan, sebuah hubungan akan menjadi semakin langgeng dan bahkan dapat berlanjut ke jenjang pernikahan. Maka dari itu senantiasalah membaca doa untuk kekasih agar setia.

Tuhan pun memiliki sikap setia. Dia selalu ada untuk kita di kala susah, saat kita bersikap baik maupun ketika kita terjerumus ke dalam kegelapan. Tuhan tidak akan meninggalkan kita, bahkan ketika kita melupakan-Nya.

Banyak ayat Alkitab yang menjelaskan tentang kesetiaan, banyak pula pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Dengan pelajaran-pelajaran tersebut, bila kita memahami maknanya, niscaya kita akan bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Di bawah ini kami ingin membagikan sejumlah kumpulan renungan rohani Kristen tentang kesetiaan yang diambil dari berbagai sumber terpercaya serta kutipan-kutipan di dalam Alkitab. Mudah-mudahan bermanfaat, silahkan disimak.

Berjuang Demi Kesetiaan

“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!  Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.” Amsal 3:3.

Kesetiaan selalu didasari dengan sikap kasih sayang. Misalnya seseorang setia terhadap tuannya karena mencintai pekerjaan yang dilakukannya, seorang istri yang setia pada suaminya karena kasih sayang, dan sebagainya.

Kesetiaan tidak hair dengan sendirinya, melainkan harus dilatih setiap saat karena kesetiaan tidak dapat dibatasi oleh waktu ataupun keadaan. Orang bisa dikatakan setia bila kasih orang tersebut tidak mudah pudar meski keadaan memaksanya tidak senang.

Oleh karena itu perlu adanya hubungan dekat untuk saling menghargai, memahami, dan mengenal kepribadian orang yang kita kasihi agar wujud kesetiaan tampak dan menjadi kokoh. Lalu bagaimana kesetiaan kita kepada Tuhan? Saat tidak ada masalah, kita bisa berkata Tuhan itu baik, namun apakah hal tersebut berlaku jika kita mengalami pergumulan?

Kesetiaan merupakan perjuangan dan perjuangan itu sendiri membutuhkan pengorbanan. Seperti halnya seorang sahabat yang akan dikatakan setia bila dirinya dalam keadaan susah, sedih, menderita, dan selalu berpikir untuk menghibur, menguarkan, dan mendorong kita untuk menaruh kasih.

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13).

Yesus merupaakn telada yang palingsetia dan bahkan Dia sampai mati di atas kayu salib demi untuk menebus dosa kita. Daud pun memiliki pengalaman betapa kesetiaan Tuhan tidak pernah berubah. Dikatakan demikian.

“Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-selamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” (Mazmur 100:5).

Maka dari itu mari wujudkan kesetiaan melalui perbuatan, bukan hanya ucapan semata. Dalam keadaan apapun, tetaplah setia melayani Tuhan dan lakukan kehendak-Nya, sebab pada saatnya kelak kesetiaan tersebutakan mendatangkan upah bagi kita.

Kasih dan Kesetiaan Hachiko

Hachiko merupakan anjing yang terkenal karena kesetiaannya kepada tuannya. dia selalu mengantar tuannya saat pergi kerja, dan pada malam hari dia datang untuk menjemput tuannya di stasiun. Hingga pada suatu hari, Hachiko tidak menemukan tuannya lagi di stasiun, rupanya tuannya telah meninggal di tempat kerjanya.

Namun Hachiko yang malang tetap setia menunggu untuk menjemput tuannya. Kisah Hachiko ini kemudian dilegendakan oleh Jepang dengan membangun sebuah monumen untuk Hachiko, seekor anjing yang setia. Tentunya selain Hachiko masih banyak manusia yang menjunjung tinggi kasih dan kesetiaan.

Hachiko menjadi sangat fenomenal karena dia hanya seekor binatang, namun mampun menunjukkan nilai kesetiaan yang berharga yang seringkali gagal kita lakukan sebagai manusia.

Firman Tuhan pun mencatat jangan kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau, kalungkanlah hal tersebut pada lehermu dan tuliskan itu pada roh hatimu agar engkau akan mendapatkan kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.

Tidak ada kesetiaan yang timbul tanpa kasih dan kasih tidak akan disebut kasih bila tidak dilakukan secara konsisten dalam kesetiaannya. Orang yang memegang teguh kesetiaan ternyata tidak hanya akan dihargai oleh sesama, melainkan juga dihargai oleh Allah.

Ketidaksetiaan kepada Allah muncul mungkin karena pergumulan hidup yang berat, namun tidak jarang mereka yang terbiasa hidup dalam kenyamanan juga sulit untuk mengontrol diri untuk hidup dalam ketaatan terhadap Allah. Dalam segala situasi hidup kita, marilah kita belajar untuk setia terhadap Tuhan.

Kesimpulan

Demikian pembahasan mengenai renungan rohani kristen tentang kesetiaan, kepada tuhan, sesama, pacar, kekasih, suami, istri, pasangan, pemuda, renungan harian tentang setia, singkat, khotbah kristen tentang kesetiaan melayani, kasih, bersyukur, bersama kristus, kasih dan kesetiaan yang berharga di mata tuhan.

Baca:


Tinggalkan komentar