Renungan Rohani Kristen Tentang Sahabat dan Teman Sejati

Yukristen.com – Renugan rohani kristen tentang sahabat sejati. Memiliki teman atau sahabat yang setia mendampingi kita merupakan hal yang didampakan semua orang. Tentu tak ada yang ingin dikhianati, terutama oleh kawan terdekatnya.

Sebagai seseorang yang percaya, bersikap menjadi sahabat sejati juga memiliki banyak keuntungan, terutama karena akan semakin dicintai oleh Tuhan Yesus Kristus seperti yang telah kami bahas pada ayat alkitab tentang sahabat beberapa waktu yang lalu.

Kita harus senantiasa berada di sisi sahabat entah ketika mereka sedang bersukacita atau berdukacita. Seperti halnya kesetiaan kita pada pelayanan terhadap Tuhan Yesus yang telah kami bahas pada renungan rohani kristen tentang pelayanan.

Nah pada kesempatan ini kami ingin membagikan kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang sahabat sejati. Pada renungan yang akan kami bagikan di bawah ini, kami menerangkan bagaimana cara menjadi sahabat sejati, motivasi untuk setia kepada teman, dan sebagainya.

Mudah-mudahan renungan ini dapat bermanfaat untuk kita semua sehingga bisa menjadi sahabat yang lebih setia terhadap teman, baik dalam suka maupun duka. Silahkan baca renungan air hidup ini pada saat teduh atau waktu-waktu lainnya.

Yesus Sahabat Sejati

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yohanes 15:13.

Berbahagialah bila saat ini kita memiliki sahaabat sejati. Jaga dan peliharalah persahabatan itu karena sahabat sejati adalah hal yang jarang ditemui. Tak mudah menemukan sahabat di tengah-tengah dunia yang egois.

“Manusia akan mencintai dirinya sendiri… tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah.” (2 Timotius 3:2a, 3-4).

Mungkin saat ini kita memiliki banyak teman atau kenalan di kantor, sekolah atau tempat olahraga. Namun berapa banyak teman yang kita nilai sebagai sahabat sejati? Yang kepadanya kita mau membagikan pikiran dan perasaan terdalam? Kebanyakan pertemuan pasti didasari kepentingan tertentu atau untung rugi, jarang sekali yang benar-benar tulus.

“Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.”  (Amsal 19:4). Sebaliknya, sahabat adalah orang yang paling memahami dan menerima kita apa adanya. Sahabat  “…menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”  (Amsal 17:17).

Kehadiran mereka tentu sangat penting dalam hidup kita, sama pentingnya dengan persahabatan antarteman, bahkan lebih penting lagi. Kita harus memiliki persahabatan dengan Tuhan. Mungkin kita mengenal Tuhan sebagai Bapa, Raja, Juruselamat, dan sumber ebrkat, namun apakah kita mengenal-Nya sebagai sahabat?

Mungkin kita brepikir bersahabat dengan Tuhan, namun nyatanya tidak! Sesungguhnya Tuhan ingin menghabiskan waktu dengan kita, berjalan bersama kita, mendengar masalah kita, bahkan ingin selalu ada di dekat kita.

Tuhan ingin berbicara dengan kita setiap saat, rindu bersekutu dengan kita dalam segla hal. Menjadi sahabat Yesus adalah anugerah yang luar biasa bagi kita. Kita tak akan pernah kesepian lagi karena Dia Jehovah Sammah atau maha hadir.

“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b).

Membangun Persahabatan

“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Amsal 27:17.

Adakah di antara kita yang merasa diri tidak membutuhkan orang lain dalam hidup? Atau mungkin berkata: aku tidak butuh orang lain karena aku bisa melakukan segala sesuatu sendiri dan punya segala-galanya. Benarkah demikian? Sekecil apapun ativitas keseharian kita, akan selalu bersentuhan dengan orang lain.

Artinya, kita akan selalu menjalin interaksi dengan orang lain, dengan hadirnya orang-orang di sekitar kita. Di lingkungan tempat tinggal kita memiliki tetangga, di lingkungan sekolah kita memiliki teman sekelas, di tempat kerja kita memiliki rekan kerja, bahkan di gereja kita membangun persekutuan yang erat dengan saudara seiman.

Pembentukan atau pematangan pribadi seseorang sangat ditentukan oleh kerelaannya berhubungan dengan orang lain. Dengan persekutuan sesamanya, seseorang akan mengalami menajaman-penajaman sebagai proses. Penajam-penajam itu bukanlah dari orang jauh, melainkan orang yang berada di sekitar kita.

“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20).

Dengan siapa kita bergaul dan orang-orang terdekat yang bagaimana itulah yang akan berpengaruh besar dalam perjalanan hidup kita.

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33).

Sydney Smith juga mengatakan bahwa hidup ini harus kita isi dengan banyak persahabatan. Mengasihi dan dikasihi adalah kebahagiaan terbesar dalam kehidupan. Kehadiran orang lain dalam hidup, entah itu teman atau sahabat adalah hal yang sangat penting.

Bila kita memiliki seseorang untuk dijadikan sahabat, kita perlu ekstra berhati-hati dan harus benar-benar selektif, sebab seorang sahabat bukan sekedar teman biasa. Perjumpaan antara kita dengan sahabat bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan suatu proses yang penuh pertimbangan dan hal itu membutuhkan waktu yang tak singkat.

Kesimpulan

Demikianlah pembahasan mengenai renungan rohani kristen tentang sahabat sejati, ilustrasi khotbah tentang persahabatan, amsal 17:17, renungan amsal 18, ayat alkitab tentang persahabatan, renungan amsal 18, ringkasan khotbah kristen, amsal 17:17, ayat alkitab tentang persahabatan, renungan iman, renungan harian wanita 2019, yohanes 15 14 15, ayat alkitab tentang sahabat, amsal 17 17, hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang, kualitas hidup yesus sebagai seorang sahabat.

Baca:


Tinggalkan komentar